Pembedahan Maskulinisasi

Pembedahan maskulinisasi, juga disebut pembedahan penegasan gender, melibatkan prosedur yang membantu menyelaraskan tubuh dengan identitas gender seseorang. Penelitian telah menemukan bahwa pembedahan penegasan gender dapat berdampak positif pada kesejahteraan dan fungsi seksual. Pembedahan maskulinisasi mencakup beberapa pilihan, seperti operasi dada atas untuk menciptakan dada yang lebih berlekuk maskulin dan operasi dada bawah yang mungkin melibatkan organ reproduksi atau alat kelamin.

Banyak orang mencari operasi maskulinisasi sebagai langkah dalam proses mengobati ketidaknyamanan atau kesusahan karena identitas gender mereka berbeda dari jenis kelamin yang ditetapkan saat lahir. Ini disebut disforia gender. Bagi sebagian orang, menjalani operasi maskulinisasi terasa seperti langkah yang alami. Ini penting bagi rasa diri mereka. Orang lain memilih untuk tidak menjalani operasi. Semua orang berhubungan dengan tubuh mereka secara berbeda dan harus membuat pilihan individu yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Operasi maskulinisasi mungkin termasuk: Pengangkatan jaringan payudara secara bedah. Ini juga disebut operasi atas atau operasi dada maskulinisasi. Penempatan implan pektoral secara bedah untuk menciptakan dada dengan kontur laki-laki. Operasi untuk mengangkat rahim dan leher rahim — histerektomi total — atau untuk mengangkat tuba falopi dan ovarium — prosedur yang disebut salpingo-oophorektomi. Operasi untuk mengangkat sebagian atau seluruh vagina, disebut vaginektomi; membuat skrotum, disebut skrotoplati; menempatkan prostesis testis; menambah panjang klitoris, disebut metoidioplasti; atau membuat penis, disebut faloplasti. Pengonturan tubuh.

Seperti operasi besar lainnya, banyak jenis operasi maskulinisasi memiliki risiko pendarahan, infeksi, dan reaksi terhadap anestesi. Tergantung pada prosedur yang dilakukan, masalah kesehatan lain yang mungkin terjadi akibat operasi maskulinisasi meliputi: Perlambatan penyembuhan luka. Penumpukan cairan di bawah kulit, yang disebut seroma. Memar, juga disebut hematoma. Perubahan sensasi kulit seperti rasa sakit yang tidak kunjung hilang, kesemutan, berkurangnya sensasi atau mati rasa. Jaringan tubuh yang rusak atau mati — suatu kondisi yang dikenal sebagai nekrosis jaringan — seperti pada puting susu atau pada penis yang dibuat secara pembedahan. Gumpalan darah di vena dalam, yang disebut trombosis vena dalam, atau gumpalan darah di paru-paru, suatu kondisi yang disebut emboli paru. Perkembangan hubungan yang tidak teratur antara dua bagian tubuh, yang disebut fistula, seperti pada saluran kemih. Masalah saluran kemih, seperti inkontinensia. Masalah dasar panggul. Jaringan parut permanen. Hilangnya kenikmatan atau fungsi seksual. Peningkatan kekhawatiran kesehatan perilaku.

Sebelum operasi, Anda akan bertemu dengan ahli bedah Anda. Bekerjasamalah dengan ahli bedah yang bersertifikat dan berpengalaman dalam prosedur yang Anda inginkan. Ahli bedah Anda akan berbicara dengan Anda tentang pilihan Anda dan hasil yang potensial. Ahli bedah juga dapat memberikan informasi tentang detail seperti jenis anestesi yang akan digunakan selama operasi dan jenis perawatan tindak lanjut yang mungkin Anda perlukan. Ikuti arahan tim perawatan kesehatan Anda tentang persiapan untuk prosedur Anda. Ini mungkin termasuk pedoman tentang makan dan minum. Anda mungkin perlu melakukan perubahan pada obat yang Anda minum. Sebelum operasi, Anda mungkin juga perlu berhenti menggunakan nikotin, termasuk vaping, merokok, dan mengunyah tembakau.